Aksi Berani Siswa SMAN 1 Kampak Berujung Pencopotan Kepala Sekolah, DPRD Jatim Pastikan Bersih-Bersih Pungli
TRENGGALEK,potretnusantara.web.id – Desakan ratusan siswa SMAN 1 Kampak, Trenggalek, untuk melawan dugaan pungutan liar akhirnya tidak sia-sia. Setelah gelombang protes yang menggema sejak 26 Agustus 2025, Dinas Pendidikan Jawa Timur (Jatim) resmi mencopot Bahtiar Kholili dari jabatannya sebagai Kepala Sekolah.
Keputusan tegas ini menjadi titik balik, menandai bahwa suara siswa yang selama ini kerap dianggap kecil ternyata mampu mengguncang dan memaksa perubahan besar di dunia pendidikan.
Sumbangan ‘Sukarela’ yang Wajib
Dalam aksinya, para siswa menolak keras iuran bulanan Rp65.000 dan sumbangan awal minimal Rp500.000. Meski disebut sebagai sukarela, kenyataannya kewajiban itu menjadi beban berat bagi siswa dan orang tua.
Protes yang awalnya hanya berupa keluhan di kelas berubah menjadi aksi demonstrasi masif di halaman sekolah. Poster-poster berisi tuntutan transparansi pun berkibar, menyuarakan satu pesan jelas: pendidikan jangan dikotori pungli.
Gerak Cepat DPRD Jatim
Wakil Ketua DPRD Jawa Timur, Deni Wicaksono, turun tangan hanya sehari setelah aksi. Inspeksi mendadaknya membongkar fakta bahwa pungutan itu bukan lagi sekadar iuran sukarela, melainkan kewajiban terselubung.
Temuan tersebut langsung dibawa ke meja Rapat Dengar Pendapat (RDP) DPRD Jatim pada 8 September 2025. Rapat menghadirkan komite sekolah, kepala sekolah, hingga Dinas Pendidikan Jatim untuk dimintai pertanggungjawaban.
Kepala Sekolah Tersingkir, Harapan Baru Tumbuh
Akhirnya, pada 10 September 2025, Dinas Pendidikan Jatim menjatuhkan keputusan bersejarah: Bahtiar Kholili resmi dicopot. Posisinya digantikan oleh Leif Sulaiman, Kepala SMAN 1 Trenggalek, yang kini merangkap sebagai Plt Kepala SMAN 1 Kampak.
“Surat perintah ini berlaku sampai ditetapkannya kepala sekolah definitif oleh Gubernur Jawa Timur,” tegas Kepala Dinas Pendidikan Jatim, Aries Agung Paewai, Jumat (19/9/2025).
Keputusan tersebut disambut lega oleh para siswa. Ghani, salah satu peserta aksi, mengaku puas. “Alhamdulillah, sudah sesuai harapan. Kami merasa perjuangan kami tidak sia-sia,” ucapnya penuh rasa syukur.
Awal Perjuangan, Bukan Akhir
Meski kepala sekolah telah dicopot, Wakil Ketua DPRD Jatim, Deni Wicaksono, mengingatkan bahwa ini baru permulaan. “Pencopotan ini bukan akhir dari segalanya. Kami akan terus mengawal agar dunia pendidikan di Jawa Timur benar-benar bersih dari pungutan liar,” tegasnya.
Kasus SMAN 1 Kampak kini menjadi simbol bahwa keberanian siswa bersuara mampu menumbangkan praktik lama yang membebani. Dari Trenggalek, sebuah pesan lantang bergema: pendidikan harus kembali murni, tanpa bayang-bayang pungli.
(Bayu k)