Daerah

Di Pematang Sawah, TNI Hadir untuk Negeri: Kisah Babinsa Pelda Sunarman Jaga Ketahanan Pangan Trenggalek

Bagikan :

 

Trenggalek,potretnusantara.web.id – Di tengah tantangan pangan global, TNI terus membuktikan komitmennya menjaga ketahanan pangan nasional, bukan hanya dengan kata-kata, tetapi dengan aksi nyata di akar rumput. Salah satu buktinya hadir di Desa Kamulan, Kecamatan Durenan, Kabupaten Trenggalek, Jumat (1/8/2025), saat Babinsa Sumbergayam, Pelda Sunarman, anggota Koramil 0806-03/Durenan, turun langsung ke sawah, menyatu bersama petani menghadapi ancaman hama tanaman.

Dalam kegiatan bersama Kelompok Tani (Poktan) Sri Sedono, Pelda Sunarman memimpin Gerakan Pengendalian Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) sebagai bentuk perlindungan terhadap tanaman pangan dan hortikultura dari serangan wereng, ulat grayak, dan jenis hama lainnya.

Namun, kehadiran Babinsa bukan sekadar simbolis. Pelda Sunarman juga terjun langsung bersama petani menyusuri pematang sawah penuh lumpur di bawah terik matahari, bekerja bahu-membahu dengan petani tanpa sedikit pun ragu atau canggung. Ia tidak hanya datang untuk melihat, tapi hadir untuk berjuang bersama.

“Ini bagian dari tugas kami sebagai aparat teritorial. Ketahanan pangan bukan hanya tanggung jawab Kementerian Pertanian, tapi juga seluruh elemen bangsa, termasuk TNI. Bila petani sejahtera, negara akan kuat,” tegas Pelda Sunarman.

Kehadiran sosok Babinsa seperti Pelda Sunarman menjadi nafas baru dan penguat mental para petani desa. Tak sekadar aparat keamanan, Babinsa adalah sahabat di saat krisis, tangan pertama yang datang ketika petani merasa kewalahan menghadapi serangan hama.

Ketua Poktan Sri Sedono, Hasim, mengaku merasakan betul dampak kehadiran Babinsa. Menurutnya, TNI bukan hanya hadir saat seremoni tanam atau panen, tapi benar-benar terlibat dalam setiap fase perjuangan petani.

“Begitu hama menyerang, Babinsa langsung terjun membantu. Itu membuat kami merasa tidak sendiri. Semangat kami tumbuh karena tahu ada yang berdiri bersama kami,” ungkap Hasim dengan penuh rasa syukur.

Tak hanya TNI, penyuluh pertanian setempat juga turut serta dalam kegiatan tersebut. Kolaborasi antara petani, Babinsa, dan penyuluh menjadi kunci utama keberhasilan pengendalian hama secara cepat dan tepat, menjaga agar produksi pangan tetap stabil dan terhindar dari gagal panen.

Apa yang dilakukan oleh Pelda Sunarman bersama petani di Trenggalek bukan hanya tentang penyemprotan pestisida. Ini adalah simbol perlawanan terhadap ancaman krisis pangan, sebuah bentuk nyata sinergi antara kekuatan militer dan rakyat.

Langkah ini juga sejalan dengan kebijakan strategis pemerintah untuk memperkuat ketahanan pangan nasional di tengah gejolak iklim dan geopolitik dunia. TNI di tingkat desa menjadi bagian penting dari pertahanan nonmiliter, berdiri di sisi petani untuk memastikan pasokan pangan tetap tersedia.

Kisah perjuangan Pelda Sunarman mencerminkan wajah TNI masa kini, bukan hanya menjaga perbatasan, tapi juga menjaga isi piring rakyat. Di lumpur sawah dan peluh petani, TNI menanam harapan dan memastikan setiap jengkal tanah tetap produktif.

Model seperti ini layak menjadi inspirasi nasional. Karena ketahanan bangsa tidak hanya dibangun dari senjata dan barikade, tetapi juga dari sawah-sawah yang terus menghasilkan, berkat tangan-tangan yang saling menguatkan.

(EV)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *